Drama Menyapih dengan Cinta (Weaning with Love)
Assalamu'alaikum bunda, kali ini aku mau sharing tentang proses menyapih anakku, yang bulan Juli ini genap 2 tahun. Menyapih adalah proses yang sangat menyenangkan dan juga melelahkan. Pada fase ini kebutuhan pertama dan paling utama bayi adalah menyusui, yang secara alami sudah diberikan Alloh SWT kepada seluruh perempuan yang mengalami fase hamil dan melahirkan ya mungkin ada beberapa kasus dimana perempuan tidak bisa menyusui bayi nya namun secara umum ibu yang melahirkan pasti diberkahi ASI untuk anak-anaknya.
Di akhir bulan Juli 2016 aku melahirkan dan sempat merasakan IMD sesaat bayiku lahir. Sebelum melahirkan aku sempat mengecek payudara ku untuk memastikan ASI nya sudah keluar atau belum. Alhamdulillah sudah keluar jadi setelah melahirkan aku bisa langsung menyusui bayiku. Qadarulloh di hari kedua bayiku semalaman menangis, jujur sebagai ibu baru saat itu aku belum paham, yang aku tahu ketika bayi menangis langsung aku berikan ASI begitu seterusnya sembari sesekali mengecek diapers dan popok anakku. Di pagi hari nya ibu ku menanyakan perihal bayiku yang menangis terus ketika payudara ku dicek sama ibu ternyata ASI yang keluar sedikit sekali dan ibu ku menyimpulkan kalau bayiku menangis karna lapar dan haus. Hari itu juga kami bawa ke bidan terdekat untuk mengecek dan memastikan karna bayiku juga demam. setelah diberi parasetamol dan akhirnya terpaksa dibantu sufor menunggu ASI aku keluar banyak. Aku diberi vitamin penambah ASI, alhamdulillah sore hari nya ASI aku sudah keluar lebih banyak dan sufor pun aku stop. Bukan karena anti sufor hanya saja aku berkomitmen berusaha memberikan hak ASI ke anakku. Sesuai yang tertera dalam Alqur'an surat Albaqarah ayat 233
Proses menyapih anakku dimulai dari usia Quthbi (nama anakku) masuk usia 1 tahun, aku dan suami berkomitmen untuk menyapih Quthbi dengan metode yang disebut WWL (Weaning With Love) dan juga Weaning With Qur'an. Dimulai dengan memberikan sounding ketika Quthbi sedang mimi ASI secara langsung menjelaskan dan berbicara dari hati ke hati, menjelaskan tentang ayat Qur'an tentang menyapih dengan bahasa yang mudah dipahami dan tidak rumit, menatap mata mungil nya yang sedang menyusu seolah-olah dia paham apa yang aku jelaskan (huhu jadi kangen). Sounding ini berupa proses pemberian perkataan-perkataan positif yang dilakukan ketika anak sedang berada dalam pikiran bawah sadar, banyak yang mengatakan sounding ini bisa sangat mempengaruhi perilaku anak sesuai dengan perkataan apa yang kita sounding ke anak. Nah dari informasi tersebut aku pun mencoba melakukan sounding ke Quthbi terkait hal-hal positif termasuk sounding tentang menyapih.
Menyempurnakan hak ASI boleh diberikan sampai usia dua tahun namun jika ingin menyapih sebelum usia dua tahun dengan kesepakatan kedua orangtua, juga memberikan sounding positif ke anak maka diperbolehkan. Karena menyusui sampai dua tahun termasuk anjuran yang mengandung perintah. Seperti yang Alloh firmankan dalam Qur'an surat Al-ahqaf ayat 15 bahwa masa mengandung dan menyusui total 30 bulan, jika anak lahir diusia kehamilan 9 bulan maka di usia si anak 21 bulan sudah diperbolehkan disapih.
Di akhir bulan Juli 2016 aku melahirkan dan sempat merasakan IMD sesaat bayiku lahir. Sebelum melahirkan aku sempat mengecek payudara ku untuk memastikan ASI nya sudah keluar atau belum. Alhamdulillah sudah keluar jadi setelah melahirkan aku bisa langsung menyusui bayiku. Qadarulloh di hari kedua bayiku semalaman menangis, jujur sebagai ibu baru saat itu aku belum paham, yang aku tahu ketika bayi menangis langsung aku berikan ASI begitu seterusnya sembari sesekali mengecek diapers dan popok anakku. Di pagi hari nya ibu ku menanyakan perihal bayiku yang menangis terus ketika payudara ku dicek sama ibu ternyata ASI yang keluar sedikit sekali dan ibu ku menyimpulkan kalau bayiku menangis karna lapar dan haus. Hari itu juga kami bawa ke bidan terdekat untuk mengecek dan memastikan karna bayiku juga demam. setelah diberi parasetamol dan akhirnya terpaksa dibantu sufor menunggu ASI aku keluar banyak. Aku diberi vitamin penambah ASI, alhamdulillah sore hari nya ASI aku sudah keluar lebih banyak dan sufor pun aku stop. Bukan karena anti sufor hanya saja aku berkomitmen berusaha memberikan hak ASI ke anakku. Sesuai yang tertera dalam Alqur'an surat Albaqarah ayat 233
Proses menyapih anakku dimulai dari usia Quthbi (nama anakku) masuk usia 1 tahun, aku dan suami berkomitmen untuk menyapih Quthbi dengan metode yang disebut WWL (Weaning With Love) dan juga Weaning With Qur'an. Dimulai dengan memberikan sounding ketika Quthbi sedang mimi ASI secara langsung menjelaskan dan berbicara dari hati ke hati, menjelaskan tentang ayat Qur'an tentang menyapih dengan bahasa yang mudah dipahami dan tidak rumit, menatap mata mungil nya yang sedang menyusu seolah-olah dia paham apa yang aku jelaskan (huhu jadi kangen). Sounding ini berupa proses pemberian perkataan-perkataan positif yang dilakukan ketika anak sedang berada dalam pikiran bawah sadar, banyak yang mengatakan sounding ini bisa sangat mempengaruhi perilaku anak sesuai dengan perkataan apa yang kita sounding ke anak. Nah dari informasi tersebut aku pun mencoba melakukan sounding ke Quthbi terkait hal-hal positif termasuk sounding tentang menyapih.
Menyempurnakan hak ASI boleh diberikan sampai usia dua tahun namun jika ingin menyapih sebelum usia dua tahun dengan kesepakatan kedua orangtua, juga memberikan sounding positif ke anak maka diperbolehkan. Karena menyusui sampai dua tahun termasuk anjuran yang mengandung perintah. Seperti yang Alloh firmankan dalam Qur'an surat Al-ahqaf ayat 15 bahwa masa mengandung dan menyusui total 30 bulan, jika anak lahir diusia kehamilan 9 bulan maka di usia si anak 21 bulan sudah diperbolehkan disapih.
Sounding kepada Qutbi dilakukan lebih intens ketika Quthbi sudah masuk usia 18 bulan dan herannya semakin di sounding, intensitas mimi ASI nya Quthbi justru malah makin kuat dan sering. Mungkin dia berpikir sebentar lagi mau stop mimi ASI hahaha. Karena Quthbi lahir di usia kehamilan 9 bulan jadi aku dan suami sepakat menyapih Quthbi di usia 22 bulan karena di usia 21 bulan kami merasa belum siap. Menyapih dimulai di hari ke empat pada bulan ramadhan 1439H. Keputusan ini diambil karena bertepatan di hari pertama sampai hari ketiga aku ada kegiatan diluar rumah dari pagi sampai malam. Moment ini kami rasa pas karena di beberapa hari tersebut otomatis intensitas mimi ASI Quthbi berkurang dan mulai terbiasa minum air putih, susu UHT dan juga makan makanan pokok serta cemilan. Pada awalnya Quthbi hanya mimi ASI pada malam hari, moment terberat bagi ibu yang akan menyapih anaknya ada disaat memasuki waktu malam, karena mayoritas anak akan terbangun beberapa kali saat tidur malam karna haus dan lapar, ini memang fitrah anak-anak yang masih terbawa dari masa bayi.
Hari penyapihan pun tiba, jeng jeng jeng (drama pun dimulai hehe). Dari pagi sampai sore Quthbi asik main dan sesekali mendekat minta mimi tapi selalu aku alihkan ke cemilan, makanan dan susu UHT. Dia masih mau dan ketika Quthbi akan tidur siang juga sempat minta mimi tapi saya tetap belum kasih, ya dia menangis (jujur mulai goyah hati ini karena ga tega huhu). Quthbi nangis sampai lelah dan akhirnya tidur pules. Malampun tiba dan abi nya Quthbi sudah ready nemenin Quthbi main dan membantu mengalihkan perhatian Quthbi supaya lupa mimi. Aku sengaja tidur diruang tamu, Quthbi dan abinya tidur di kamar sesuai kesepakatan aku dan suami. Awalnya Quthbi asik main sama abi nya nah pas Quthbi sudah haus berkali-kali abi nya memberi air putih yang diselingi susu UHT, berkali-kali Quthbi mendakati bundanya keruang tamu tapi langsung dibawa masuk lagi ke kamar sama abinya. Lama-lama Quthbi mulai curiga sepertinya dengan mulai agak rewel dan ngantuk minta mimi ASI pastinya hehe.
Selama Quthbi main dikamar, abinya sambilan kasih sounding dan memberikan pengertian, kami berdua yakin meski Quthbi belum bisa bicara jelas tapi pasti dia memahami hal-hal yang sering kami sounding. Benarlah detik-detik jam genting Quthbi yang udah super duper ngantuk plus pengen mimi ASI mulai rewel nangis. Suamiku yang berusaha menenangkan dengan menggendong dan menepuk-nepuk punggung nya lembut sembari terus diberi sounding yang baik-baik, bundanya juga sebenarnya ga tega hehe tapi bismillah karena sebenarnya kami sedang mengajarkan arti sebuah keikhlasan & kesabaran pada anak. Akhirnya setelah lelah nangis Quthbi tidur drama tangisan itu pun belum selesai karena tengah malam Quthbi seperti biasa bangun, menangis minta mimi ASI. Kami menyiapkan air putih dan susu UHT jadi ketika dia terbangun karena haus, kami langsung beri dia air putih atau susu, awalnya memang dia menolak dan menangis tapi biarlah karna ini masa-masa anak mengalami "crying out" paska disapih. Benar saja akhirnya dia mau ya minum air putih dan lanjut tidur sampai pagi. Di masa ini Quthbi tidurnya lebih gelisah dari biasanya.
Hari berikutnya treatment kami sama dalam menghadapi momen ini. Oiya salah satu tips sederhana ketika masa menyapih anak yang bisa bunda-bunda tiru yaitu mulai biasakan memakai baju atau kaos yang "non busui" karena di masa ini anakku kalau melihat bundanya dekat dia, dia akan mecoba mendekat dan naluri minta mimi nya muncul ya itu tadi dengan menarik atau membuka kerah baju kita hehe ini lucu gemash tapi sedih, karena dia narik kerah baju sambil menunjukan wajah sedih dan ekspresi minta mimi (bayangkan aja distop mimi, padahal mimi adalah kebutuhan pertama dia dalam bulan-bulan pertama kehidupannya yang tiba-tiba harus di stop selama lamanya *pake ekspresi drama. Proses ini berlangsung kurang lebih seminggu. Jujur sangat amazing dengan kemudahan menyapih Quthbi, di hari kedua tidur siang dan malam nya sudah bisa tidur sendiri, dia hanya menarik tangan bundanya minta di puk-puk sampe dia bobo, hanya saja memang masih sesekali terbangun tengah malam karena haus dan kami beri dia air putih. maasyAlloh emaknya Quthbi terharu sangat. Paska disapih, setiap Quthbi mau tidur, dia maunya tidur diatas pelukan bundanya, persis posisi ketika bayi IMD dulu, dia selalu mendekat dan minta di puk-puk bundanya sampe tidur nyenyak diatas dada bundanya.Terharu campur bangga karena dia memahami dan mau menjalani prosesnya dengan sangat kooperarif. Proses menyapih ini alhamdulillah berjalan lancar dengan persiapan mental bunda dan abinya juga Quthbi.
Dihari kedua karena proses menyapih, saya sempat demam karena payudara bengkak dan mengeras ya itu menyakitkan tapi suami yang sangat support dan juga Quthbi yang sangat sangat pengertian maasyaAlloh. akhirnya saya coba terus kompres dengan es batu, bra yang biasa aku gunakan dilapisi dengan daun kol dingin yang sudah dibersihkan (dan diganti berkali-kali) untuk mengurangi rasa sakit dan proses ini berlangsung kurang lebih 10 hari yang berangsur-angsur mereda.
Hal yang paling menyedihkan sekaligus mengharukan sudah dilewati, setelah berhasil disapih aku dan suami tak henti-hentinya memberikan ucapan terimakasih ,pengertian , perhatian dan juga kasih sayang yang sama sekali ga berkurang kepada Quthbi. Dia yang sekarang kalau mau tidur bisa tidur sendiri tanpa drama, bisa minum dan makan sendiri, rasanya haru dan sedikit ga percaya anak bayiku yang dulu masih sangat bergantung sama bunda abi nya lambat laun sudah semakin besar dan menjadi anak yang banyak belajar. Mungkin inilah mengapa disebut menyapih dengan penuh cinta tanpa dibohongi , tanpa ditakut-takuti , tanpa diberi pahit-pahitan tapi diberi pengertian dan penjelasan yang mungkin terkadang banyak orang yang berpikir anak kecil belum paham padahal ternyata anak adalah peniru, pemerhati, pendengar dan pembelajar. Terimakasih ya Alloh atas kemudahan ini. Sedikit sharing ini aku bagi diblog ini semoga bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi pembaca, terimakasih ya wassalam.
By. Feeza Fauziah
Hari penyapihan pun tiba, jeng jeng jeng (drama pun dimulai hehe). Dari pagi sampai sore Quthbi asik main dan sesekali mendekat minta mimi tapi selalu aku alihkan ke cemilan, makanan dan susu UHT. Dia masih mau dan ketika Quthbi akan tidur siang juga sempat minta mimi tapi saya tetap belum kasih, ya dia menangis (jujur mulai goyah hati ini karena ga tega huhu). Quthbi nangis sampai lelah dan akhirnya tidur pules. Malampun tiba dan abi nya Quthbi sudah ready nemenin Quthbi main dan membantu mengalihkan perhatian Quthbi supaya lupa mimi. Aku sengaja tidur diruang tamu, Quthbi dan abinya tidur di kamar sesuai kesepakatan aku dan suami. Awalnya Quthbi asik main sama abi nya nah pas Quthbi sudah haus berkali-kali abi nya memberi air putih yang diselingi susu UHT, berkali-kali Quthbi mendakati bundanya keruang tamu tapi langsung dibawa masuk lagi ke kamar sama abinya. Lama-lama Quthbi mulai curiga sepertinya dengan mulai agak rewel dan ngantuk minta mimi ASI pastinya hehe.
Selama Quthbi main dikamar, abinya sambilan kasih sounding dan memberikan pengertian, kami berdua yakin meski Quthbi belum bisa bicara jelas tapi pasti dia memahami hal-hal yang sering kami sounding. Benarlah detik-detik jam genting Quthbi yang udah super duper ngantuk plus pengen mimi ASI mulai rewel nangis. Suamiku yang berusaha menenangkan dengan menggendong dan menepuk-nepuk punggung nya lembut sembari terus diberi sounding yang baik-baik, bundanya juga sebenarnya ga tega hehe tapi bismillah karena sebenarnya kami sedang mengajarkan arti sebuah keikhlasan & kesabaran pada anak. Akhirnya setelah lelah nangis Quthbi tidur drama tangisan itu pun belum selesai karena tengah malam Quthbi seperti biasa bangun, menangis minta mimi ASI. Kami menyiapkan air putih dan susu UHT jadi ketika dia terbangun karena haus, kami langsung beri dia air putih atau susu, awalnya memang dia menolak dan menangis tapi biarlah karna ini masa-masa anak mengalami "crying out" paska disapih. Benar saja akhirnya dia mau ya minum air putih dan lanjut tidur sampai pagi. Di masa ini Quthbi tidurnya lebih gelisah dari biasanya.
Hari berikutnya treatment kami sama dalam menghadapi momen ini. Oiya salah satu tips sederhana ketika masa menyapih anak yang bisa bunda-bunda tiru yaitu mulai biasakan memakai baju atau kaos yang "non busui" karena di masa ini anakku kalau melihat bundanya dekat dia, dia akan mecoba mendekat dan naluri minta mimi nya muncul ya itu tadi dengan menarik atau membuka kerah baju kita hehe ini lucu gemash tapi sedih, karena dia narik kerah baju sambil menunjukan wajah sedih dan ekspresi minta mimi (bayangkan aja distop mimi, padahal mimi adalah kebutuhan pertama dia dalam bulan-bulan pertama kehidupannya yang tiba-tiba harus di stop selama lamanya *pake ekspresi drama. Proses ini berlangsung kurang lebih seminggu. Jujur sangat amazing dengan kemudahan menyapih Quthbi, di hari kedua tidur siang dan malam nya sudah bisa tidur sendiri, dia hanya menarik tangan bundanya minta di puk-puk sampe dia bobo, hanya saja memang masih sesekali terbangun tengah malam karena haus dan kami beri dia air putih. maasyAlloh emaknya Quthbi terharu sangat. Paska disapih, setiap Quthbi mau tidur, dia maunya tidur diatas pelukan bundanya, persis posisi ketika bayi IMD dulu, dia selalu mendekat dan minta di puk-puk bundanya sampe tidur nyenyak diatas dada bundanya.Terharu campur bangga karena dia memahami dan mau menjalani prosesnya dengan sangat kooperarif. Proses menyapih ini alhamdulillah berjalan lancar dengan persiapan mental bunda dan abinya juga Quthbi.
Dihari kedua karena proses menyapih, saya sempat demam karena payudara bengkak dan mengeras ya itu menyakitkan tapi suami yang sangat support dan juga Quthbi yang sangat sangat pengertian maasyaAlloh. akhirnya saya coba terus kompres dengan es batu, bra yang biasa aku gunakan dilapisi dengan daun kol dingin yang sudah dibersihkan (dan diganti berkali-kali) untuk mengurangi rasa sakit dan proses ini berlangsung kurang lebih 10 hari yang berangsur-angsur mereda.
Hal yang paling menyedihkan sekaligus mengharukan sudah dilewati, setelah berhasil disapih aku dan suami tak henti-hentinya memberikan ucapan terimakasih ,pengertian , perhatian dan juga kasih sayang yang sama sekali ga berkurang kepada Quthbi. Dia yang sekarang kalau mau tidur bisa tidur sendiri tanpa drama, bisa minum dan makan sendiri, rasanya haru dan sedikit ga percaya anak bayiku yang dulu masih sangat bergantung sama bunda abi nya lambat laun sudah semakin besar dan menjadi anak yang banyak belajar. Mungkin inilah mengapa disebut menyapih dengan penuh cinta tanpa dibohongi , tanpa ditakut-takuti , tanpa diberi pahit-pahitan tapi diberi pengertian dan penjelasan yang mungkin terkadang banyak orang yang berpikir anak kecil belum paham padahal ternyata anak adalah peniru, pemerhati, pendengar dan pembelajar. Terimakasih ya Alloh atas kemudahan ini. Sedikit sharing ini aku bagi diblog ini semoga bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi pembaca, terimakasih ya wassalam.
By. Feeza Fauziah
6 comments
Alhamdulillah mba Quthbi hebat yaaa😍 ko aku jadi baper bacanya, anakku masih 15 bulan hihi salam kenal mba
ReplyDeleteAlhamdulillah maasyaAlloh hihi.. wahh salam kenal jg ya mba.. 15 bulan lagi aktif2nya ya mba..hehe. masih banyak waktu buat persiapan nyapih nya.. smngatt y mba😍
Deletefeezafauzih.blogspot.com
Wah alhamdulillah 😍😍 anaku 27 bulan masih belum berhasil weaning nya. Hihihi
ReplyDeleteWahh semangat ya bunda😘 GPP Bun, nikmati aja dulu prosesnya... hehe
Deletefeezafauzih.blogspot.com
Mbak, waktu PD nya bengkak itu lama2 sembuh sendiri kah? maksudnya ga bengkak lagi? yang aku khawatirin ya soal PD bengkak itu waktu nyapih.. heuheu
ReplyDeleteIya mba lama kelamaan sembuh sendiri kok hehe dan produksi ASI nya akan berkurang dan stop dengan sendirinya..
Deletefeezafauzih.blogspot.com