Makna Hijab, "Haruskah hijabin hati dulu?"

by - July 03, 2018

Assalamualaikum sahabatku, kali ini aku mau membahas tema yang diluar dari biasanya. Pernah ga si kalian denger atau baca pernyataan "Jilbabin hati dulu lah, baru jilbabin kepala" , atau "ih berjilbab tapi kelakuan nya g bener, "duh omongannya jelek banget padahal pake jilbab dan lain sebagainya yang intinya mempersalahkan jilbab/hijab karena si "pemakai" masih belum baik akhlak dan ucapannya. Mayoritas pasti pernah ya menemukan yang seperti diatas dengan berbagai redaksi yang beragam.


Sebelum kita bahas makna hijab, aku mau sedikit sharing sejarah hijab ya, setau yang pernah aku pelajari, dulu di jaman Rasulullah SAW sebelum turunnya ayat alQur'an yang memerintahkan wajibnya hijab bagi seluruh muslimah, para muslimah belum ada kewajiban menutup aurat sepenuhnya, namun ketika Alloh SWT menurunkan ayat alQuran yang memerintahkan wanita muslimah untuk menutup aurat nya, seketika Rasulullah menyampaikan ini kepada umatnya saat itu juga para wanita muslimah berbondong-bondong mencari kain penutup untuk menghijabi seluruh tubuhnya kecuali wajah & telapak tangan, bisa dibayangkan pada zaman itu sangking muslimah nya taat akan perintah Alloh SWT, mereka menjadikan kain horden bahkan selimut agar bisa menutup tubuh mereka dengan baik.

Ayat-ayat dalam alQur'an yang memerintahkan wanita muslimah untuk menutup seluruh tubuhnya kecuali wajah & telapak tangannya (pergelangan tangannya)

Ayat nya ada dalam qur'an surat Annur ayat 31 dan qur'an surat Al-ahzab ayat 59. Jadi perintah berhijab adalah "mutlak" kewajiban bagi seluruh muslimah yang taat Alloh & Rasulnya. Nah pertanyaannya adalah bagaimana yang belum baik akhlak & perilaku nya? Apakah juga tetap diwajibkan? Dan jawabannya yes of course, perintah berhijab itu general untuk "seluruh muslimah" baik dia muslimah yang baik maupun muslimah yang masih belum baik akhlak & perilakunya.

Kemudian pasti akan muncul pertanyaan, "lalu kalo wanita muslimah yang masih belum baik tetap memakai hijab , nanti hijab jadi tercoreng dong namanya". Yup itulah kekeliruan yang masih banyak dipahami kebanykan orang yang menganggap bahwa ketika muslimah sudah berhijab sudah pasti harus bagus akhlaknya, padahal hijab itu bukan tolak ukur mutlak baik buruknya akhlak seseorang. Hijab diibaratkan begini " ketika ada murid disekolah ingin mengikuti ujian nasional, maka kewajiban "mutlak" adalah siswa tersebut terdaftar dan memiliki kartu ujian, namun kartu ujian bukanlah penentu mutlak murid tersebut akan lulus ujian, murid tersebut harus berjuang menaklukan soal-soal ujian dengan baik dan benar jika ingin lulus, nah kartu ujian adalah salah satu kewajiban yang dimiliki murid untuk dapat ikut ujian yang menentukan kelulusan para murid di sekolah".

Dan seperti itu pulalah memakai hijab, memakai hijab adalah sebuah kewajiban mutlak pada diri masing-masing muslimah namun bukan penentu mutlak kesholehahan muslimah, jika muslimah berhijab tapi ga berjuang belajar memperbaiki diri ya sudah jelas tidak akan lulus menjadi muslimah yg baik. Namun jika muslimah berhijab dan terus belajar berproses dan berprogres memperbaiki diri maka sudah pasti akan lulus menjadi muslimah sholehah (baik).

Disini kita bisa ambil kesimpulan bahwa kewajiban berhijab bagi muslimah itu adalah kewajiban mutlak pada diri masing-masing muslimah dan berhijab bukanlah tolak ukur mutlak kesholehah-an nya muslimah, so dari sini kita bisa dapat ilmu baru ya, semoga kita jadi paham ketika ada keburukan pada diri wanita muslimah yang berhijab, bukanlah hijab nya yang disalahkan. Karna keburukan datang dari tiap diri manusia nya bukan dari hijab nya. Oke mungkin pembahasan makna hijab ini aku cukupkan dulu sampai sini, next insyaAlloh aku akan coba sharing lagi tentang makna hijab yang lebih luas lagi. Mohon maaf jika ada kekeliruan dan kekhilafan. Kritik , saran, pertanyaan sangat ditunggu. Terimakasih sahabatku. Semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum wrwb.
Penulis feeza fauziah💕

You May Also Like

0 comments

Total Pageviews